Air, Zat Gizi Esensial yang Sering Terlupakan

Air merupakan zat gizi esensial untuk hidup sehat dan aktif serta merupakan komponen utama dalam gizi seimbang. Air yang dalam seharinya dibutuhkan lebih dari 2 liter diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya terutama untuk mengatur proses kehidupan.

Namun demikian penyampaian pesan untuk minum air yang aman dan dalam jumlah yang cukup setiap hari seringkali terabaikan. Untuk itulah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan menyelenggarakan Simposium “Hydration and Health” dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran air dalam kesehatan.

“Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengadakan symposium hidrasi dan kesehatan ini. Air adalah komponen tubuh yang utama, 70% dari tubuh kita terdiri dari air, sehingga sangat penting fungsi air untuk kesehatan dan performa tubuh,” ungkap Dr. Fauzi Masjhur, MKes Wakil Sekretaris Jenderal 1 Pengurus Besar IDI, seraya menambahkan, kajian mutakhir menunjukkan bahwa kekurangan air yang dapat mengarah ke dehidrasi dapat menimbulkan gangguan mood, stamina dan kesehatan, maka sosialisasi pentingnya minum air yang cukup dan aman menjadi sangat penting.

“Saat ini dunia, termasuk di Indonesia sedang menghadapi masalah dehidrasi ringan kronik. DI Indonesia ada penelitian yang mengungkap tentang hal ini, yaitu The Indonesian Hydration Study (THIRST) yang melakukan pemeriksaan urin rutin terhadap 1200 sampel dewasa dan remaja di enam kota Indonesia, bahwa sekitar separuh orang dewasa dan remaja mengalami dehidrasi ringan,” lanjutnya

Salah satu masalah yang sering timbul akibatnya kurangnya asupan cairan adalah masalah dehidrasi yakni kondisi jumlah air dalam tubuh tidak mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal. Dehidrasi terbagi beberapa kategori. Pertama, kategori ringan yang ditandai rasa haus, bibir kering, gangguan mood, mengantuk dan lelah, warna urin kuning, otot lemah, sakit kepala serta pusing atau silau jika melihat sinar.

Sedangkan kategori sedang dan berat ditandai dengan haus dan kerongkongan kering, urin sedikit dan berwarna kuning gelap, perasaan mengantuk dan pusing, mengalami gangguan konsentrasi, suhu badan meningkat, amat sedikit keringat bila dalam suasana panas. Hidrasi tingkat berat ditandai rasa haus yang ekstrim, warna urin kuning coklat seperti warna teh pekat, kulit kering, menggigil, mata cekung, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas badan ekstrim dan kesadaran menurun, bahkan pingsan dan fatal pada kondisi paling ekstrim.

Upaya tiap orang mencegah dehidrasi ringan dengan menjaga kecukupan air dalam tubuh. Cara yang sederhana untuk melihat kecukupan air dalam tubuh adalah dengan mencermati warna urin. Konsep ini dikembangkan pertama kali oleh Prof. Lawrence Armstrong, ahli fisiologis dan nutrisionis dari Amerika Serikat. Prof. Armstrong menciptakan tabel warna urin yang telah diadaptasi IDI dalam bentuk kartu Periksa Urin Sendiri (PURI). Penggunaan kartu PURI sangat mudah. Cukup dengan membandingkan warna air seni dengan warna di kartu PURI. Kartu PURI ini dibagikan secara gratis sebagai salah satu upaya IDI meningkatkan kesadaran masyarakat untuk minum air putih minimal 2 liter sehari untuk mencegah dehidrasi.

Sementara itu DR. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH-ahli ginjal hipertensi dari Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan yang sama mengungkapkan, “Berat badan manusia sebagian besar (60-70%) terdiri dari air. Air merupakan zat gizi yang penting oleh karena air terlibat dalam semua fungsi tubuh meliputi transportasi zat gizi dan produk akhir metabolisme, serta fungsi organ tubuh termasuk fungsi ginjal.”

“Bila tubuh tidak mendapat cukup air, maka tubuh akan berusaha mempertahankan fungsi tubuh walaupun dengan kapasitas yang lebih rendah. Salah satu contoh tubuh tetap mempertahankan fungsi tubuh pada ketidak cukupan air adalah tubuh akan menurunkan pengeluaran urin. Hal ini berarti urin menjadi lebih pekat dan selanjutnya berdampak terbentuknya batu ginjal,” paparnya.

Di sisi lain, Dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL, Wakil Ketua Umum IDI Cabang Medan menambahkan, ciri-ciri air yang aman dikonsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,tidak mengandung zat berbahaya, dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang membahayakan tubuh.

“Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum (water borne disease), dimana air minum tersebut bila mengandung kuman patogen terminum oleh manusia maka dapat terjadi penyakit. Di antara penyakit tersebut adalah cholera, penyakit typhoid, penyakit Hepatitis Infektiosa, penyakit Dysentri dan Gastroenteritis,” jelasnya.

Dr. Ramlan mengingatkan pentingnya para dokter dan praktisi kesehatan untuk selalu memberikan nasihat kepada pasiennya tentang pemilihan air yang akan dikonsumsi. “Pencegahan tetap jauh lebih penting dibanding mengobati. Dengan minum air putih berkualitas, kita sudah dapat mencegah terjadinya penyakit,” pungkasnya. (bbs)

 

semoga bermanfaat.